Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Karyawati yang bernama Della. Ketika Della sedang lembur kerja, dia memergoki atasanya yang sedang bercinta dengan OB (office boy) dikantornya. Hal itu menjadikan Della harus turut serta dalam skandal sex dengan paksaan atasan dan OB tersebut. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Aku akan menuliskan kisah sex yang bisa dibilang menyebalkan namun nikmat. Namaku Della, aku adalah sebuah karyawati pada sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Saya pikir tidak usah panjang lebar, kisah ini bermula ketika pada malam itu aku sedang lembur kerja. Karena saking banyaknya kerjaanku, saat itu aku tertidur di meja kerjaku. PerusSssssss… Aghhh… aan dimana tempatku bekerja tergolong perusahaan kecil.
Perusahaanku ini menyewa dan bertempat di sebuah Ruko 2 lantai. Kantorku ini dijaga oleh seorang OB ( office boy), dimana OB itu sekaligus diberikan tempat tinggal di kantorku ini. Ob ini difasilitasi oleh kantorku sebuah ranjang kecil dengan korden lebar yang letak di pojok kantor lantai 2. Saat itu aku coba melihat jam pada di handphone ternyata sudah Pukul 23.00 malam. Tidak kusangka aku telah tertidur selama 3 jam, karena ketika terakhir kali aku melihat jam masih pukul 19.00 malam.
Jujur saja para pembaca, aku adalah tipe orang yang tidak terbiasa bekerja terlalu memaksa, namun demi mendapat cuti lebih awal aku-pun melembur pekerjaanku agar cepat selesai. Alhasil jika aku paksakan jadinya ketiduran gini deh, jadi sia-sia deh aku lembur toh akhirnya malah ketiduran, wkwkwk. Saat itu ketika aku terbangun aku melihat sekelilingku sudah gelap gulita, oh iya kantorku ini berada dilantai bawah.
Saat itu berfikir kenapa lampu udah dimatikan, apa Mas Danu ( Office Boy dikantorku) tidak tahu ya kalau aku masih di kantor ya. Mungkin dia tidak melihat aku yang tertidur saat itu, karena meja kerjaku ini layaknya meja kerja kantoran ada biliknya yang jika aku menunduk pasti sudah tidak terlihat. Karena gelap gulita saat itu akupun mulai menyalakan senter pada handphone-ku. Karena yang aku nyalakan adalah senter handphone jadul maka cahayanya-pun tidak terlalu terang.
Karena cahaya senter tidak terlalu terang makan aku-pun harus berjalan secara perlahan ke arah saklar lampu agar tidak menyandung atau menjatuhkan dokumen penting disekitar meja kantor. Saat itu aku-pun mulai menuju saklar lampu yang letaknya di dekat tangga akses menuju ke lantai 2. Sesampainya di saklar itu, aku-pun mendengar ada suara aneh, saat itu aku melihat lampu lantai 2 menyala, dan saat itu aku melihat 2 bayangan yang sedang bergerak-gerak nampak seperti bayangan orang ngesex.
Nampak saat itu 2 bayangan bergerak-gerak degan gerakan perlahan namun pasti. Malam itu akupun bertanya-tanya siapa yang berada dilantai atas jam segini. Jangan-jangan Mas Danu lalu dengan siapa. Saat itu hatiku-pun berdetak kencang antara ingin tahu dan takut. Beberapa waktu aku melihat bayangan itu dari tangga itu. Ketika itu terlihat seperti bayangan postur tubuh Mas Danu yang sedang menggenjot sosok wanita dengan nikmatnya.
Dan saat itu aku melihat dari bayangan, nampak bokong wanita itu pun membalas genjotan dengan gerakan menggoyang dengan perlahan namun liar. Karena aku penasaran akupun mulai naik ke tangga dengan perlahan. Sesampainya disana akupun mulai meginintip dengan berjinjit. Setelah aku melihatnya, ternyata memang benar itu adalah sosok Mas Danu dan wanita yang bersama Mas Danu adalah Bu Lena.
Sesaat mataku-pun tersentak karena kaget wanita adalah Bu Lena. Bu Lena ini adalah atasanku yang sudah bersuami dan sangat religius. Tapi disini aku melihatnya telanjang, menungging dengan payudara dan pinggul yang berisi. Dan dengan bagian kewanitaan yang digenjot oleh Kejantanan lain selain suaminya. Saat itu juga pipiku langsung memerah melihat ukuran Penis milik Mas Danu yang besar dan panjang, pokonya Big size deh.
Saat itu mereka pun berhenti sejenak dan berbisik, namun walau berbisik, terdengar jelas di ruangan yang sepi ini,
“ Dan, Penis kamu mau saya kulum ?, ” ucap Bu Lena dengan santainya.
“ Iya Bu, cepetan Kulum bu, kulum, ” ucap Mas Danu dengan semangat seperti anjing yang hendak diberi tulang.
Dan Bu Lena pun membuka mulutnya, sehingga penis milik Mas Danu masuk perlahan dan bersentuhan dengan bibir Bu Lena. Melihat bibir Bu Lena yang lembut bersentuhan dengan penis Mas Danu tiba-tiba membuatku merasa ingin kencing. Bu Lena pun mengulum maju mundur penis Mas Danu seperti es krim sehingga penis Mas Danu berlumuran basah.Ia mengisap dan sesekali mengeluarkan lidahnya untuk menjilat.
Wajah Mas Danu terlihat sangat keenakan sampai ia merem melek, namun Bu Lena tetap mengisap penisnya tanpa ampun. Sialnya, entah kenapa kakiku berkeringat dan menegang, aku terpeleset dan ketahuan oleh mereka,
“ Siapa disana!, ” teriak Mas Danu kencang.
Dalam hitungan detik, mereka yang masih telanjang sudah menangkap basah aku yang bersandar pada pinggiran tangga,
“ Della !!!???, ” ucap Bu Lena.
Saat itu secara reflek aku-pun membuang pandangan dan menutup mataku karena takut,
“ Mas, tarik dia kesini, ” perintah Bu Lena dan Mas Danu pun menarikku dengan kasar ke lantai 2. Aku bisa merasakan penisnya menyentuh bokongku ketika dia mendorongku. Dia-pun membantingku ke lantai dan mereka berdua melihatku dengan tatapan yang menusuk dari atas ke bawah,
“ Maaf Bu, saya tidak bermaksud mengintip, ” ucapku lirik memecah keheningan. Berharap segera bisa kabur dari situasi tak nyaman ini.
“ Kamu suka yang kamu lihat ?, ” tanya Bu Lena lantang.
“ Ma.. Maaf Bu… ?, ” ucapku.
“ Kamu suka? Nonton saya Ngesex sama Mas Danu?, ” tanya Bu Lena.
Sat itu aku-pun kehabisan kata-kata, Apa yang harus kujawab,
“ Buka blusmu, ” bentak Bu Lena.
“ Cepetan buka, ” sambungnya lagi.
“ Ta..tapi bu… saya…, ” Aku mencoba menolak perintah Bu Lena.
Saat itu dalam hati bertanya-tanya, Maksudnya apa Bu Lena menyuruhku membuka blusku,
“ Mas, buka baju dia !!!, ” ucapnya memerintahkan Mas Danu membuka Blusku.
Mas Danu pun memitingku ke lantai dan duduk diatas pinggangku, aku pun langsung tak berdaya sekaligus takut, dapat kulihat penisnya mengeras dan naik lagi ketika dia membuka tiap kancing blusku dengan kasar. Dan ketika dia melihat bra-ku, dia pun langsung menarik turun dengan kencang sampai tali bra-ku putus dan mengekspos payudaraku yang sedang namun montok.
Dapat kurasakan pandangan Mas Danu begitu bengis seperti hewan liar ketika ia melihat pada payudaraku yang telanjang. Ia pun membasahi telunjuknya dengan cairan dari ujung penisnya dan memencet Putingku,
“Sssssss… Aghhh… ., ” desahku.
Saat itu secara reflek aku-pun mendesah pelan, lalu mengoleskan cairan kejantanan-nya pada Putingku secara berputar, membuatku mendesah lagi tiap putaran jarinya mengelilingi Putingku,
“ Sssssss… Aghhh… … ahh…, ” rasa nikmat pun memenuhi otakku, membuatku lupa akan rasa takutku.
Tanpa kusadari, celana dalamku membanjir karena rasa terangsang yang amat sangat menggodaku. Hal ini baru kusadari ketika Bu Lena membuka bagian tengah celana dalamku,
“ Kamu menikmati ya, ” Bu Lena berkomentar dari belakang tubuh Mas Danu dan menahan tengah celana dalamku sambil melihat isinya.
Hal itu Membuatku sangat malu. Kini Jemari Bu Lena yang lentik pun masuk dalam belahan vaginaku dan basah dan membelainya turun perlahan ,
“ Jangan Bu… Sssssss… Aghhh… …, ” desahku.
Saat itu aku menutup mataku kencang, jemarinya berputar disekitar liang kenikmatanku dan membelai naik menuju klitorisku, memberikan rasa nikmat luar biasa yang membuatku menarik napas panjang dan menahannya. Disaat yang bersamaan, Mas Danu pun tiba-tiba menggunakan jari-jarinya yang lengket untuk menekan pelan sambil mengelilingi Putingku,
“ Ssssss… Aghhh… , Ssssss… Aghhh… , Ssssss… Aghhh… …, ” desahku.
Kini hilanglah sudah rasa takutku digantikan ekstasi yang luar biasa. Mas Danu-pun segera mengangkat badannya dan menusuk Putingku dengan penisnya. Ia mengarahkan ujung penisnya yang botak dan basah hingga bersentuhan dengan Putingku lalu menusuk Putingku kencang memberikan sensasi yang sangat berbeda dengan jari,
Aku-pun mulai mendesah, tanpa kusadari,
“ Aghhhh…, ”
Ada jari yang masuk dalam liang kenikmatanku, dengan cepat menusuk dan srrrek perlahan menekan dinding vaginaku. Seperti anak-anak yang menahan mual, vaginaku pun memuntahkan cairan panas yang seketika membuatku lemas. Aku klimaks. Membasahi celana dalam dan rok kerja ketatku. Sambil terkapar lemas, Bu Lena dan Mas Danu melanjutkan urusan mereka berdua tadi, namun aku tak menonton mereka karena ada yang lebih mengejutkan dari itu.
Tidak kusangka Fotoku bugilku sudah ada di handphone Bu Lena, saat itu nampak fotoku dengan bokong yang ditunggangi Mas Danu, Bu Lena tersenyum kepadaku dan menunjukkan layar handphone-nya,
“ Kamu pulang, dan jangan bilang siapa-siapa. Kamu tahu kan apa yang akan saya lakukan kalau kamu tidak menurut ?, ”
“ Oh ya, jangan coba-coba resign ataupun bolos besok, masih banyak yang harus kita lakukan… Yah… Ah… , ” Lanjutnya sambil mendesah.
Aku menelan liurku dengan rasa tidak percaya, sepertinya aku sudah terjebak dalam suasana penuh tekanan. Mau tidak mau aku harus selalu mengikuti keinginan mereka. Entah sampai kapan aku harus berada dibawah tekanan Bu Lena dan Mas danu itu.
Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Mahasiswa yang sebut saja namanya Reno. Reno yang mendapat kenalan seorang Ibu muda cantik dan hot di kereta api, sungguh beruntung karena Reno bisa menyetubuhi Ibu Muda itu didalam toilet kereta pada hari itu juga. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Aku adalah seorang Mahasiswa disalah satu perguruan tinggi Di Yogyakarta, domisili asli ku dari Surabaya. Sebut saja namaku Reno, umur 21 tahun, tinggi badan kisaran 178 cm dan berat badan 75 kg. Dari perwakanku yang lumayan ideal ini, menurut teman-teman dan para mantanku ini aku termasuk laki-laki yang sangat menarik karena mempunyai wajah tampan dan tidak mebosankan.
Selain itu kata mereka aku juga mempunyai sifat yang Friendly dan ramah. Dari sedikit gambaran tentangku mungkin para membaca sudah bisa membayangkannya. Lanjut kecerita. Pada hari minggu awal bulan tahun 2016, saat itu aku sedang menunggu kereta exekutif yang akan aku tumpangi untuk kembali ke Yogyakarta, karena pada esok hari tepatnya hari senin aku harus kembali kuliah.
Setelah beberapa waktu aku menungu kereta, pada akhirnya kereta datang dan aku segera naik ke kereta. Sekitar 10 menit kereta berhenti, tidak lama kemudian kereta-pun berangkat. Setelah aku duduk aku-pun segera tidur karena tubuhku terasa lelah akibat begadang semalaman bersama sahabat-sahabatku. Setelah beberapa saat aku tertidur, pada akhirnya kaupun terbangun karena merasa kereta sedang berhenti di salah satu stasiun.
Ketika itu naiklah penumpang pasangan suami istri yang masih muda beserta anak-nya yang masih kecil, kira-kira umur 2 tahunlah. Sejenak aku terpana melihat penumpang itu, karena Ibu muda cantik namun suaminya biasa-biasa saja, dalam hati aku berkata, kog bisa ya cowok kayak giru dapet istri yang luar biasa cantik dan semok kayak gitu.
Sang istrselain cantik dia juga tinggi dan bertubuh sintal, so wow deh pokoknya.
Sungguh benar-benar luar biasa ibu muda itu, apalagi ketika aku melihat buah dada dan pantanya, beuh mantap guys. Ketika itu Ibu muda itu mengenakan celana panjang ketat dan kemeja panjang ketat yang nampak indah sekali ditubuhnya. Tidak lama kemudian merekapun mulai duduk. Tidak kusangka ternyata letak bangku mereka bisa bersebelahan dengan kursi yang aku tempati, rejeki nih, ucapku dalam hati.
Tidak lama setelah mereka duduk, kereta-pun berjalan kembali. Kira-kira setelah 30 menit kereta berjalan, suami dan anak ibu muda itupun terlelap. Karena Ibu muda itu tidak tidur, maka saat itu aku-pun memberanikan untuk menyapa dan membuka obrolan denga wanita itu,
“ Ngomong-ngomong tujuan Mba’ mau kemana ?, ” ucapku berbasa-basi.
“ Oh saya mau Jogja dek, saya mau jenguk mertua saya yang lagi sakit dek. Adek sendiri mau kemana ? , ” ucapnya, kemudian bertanya kembali padaku sembari tersenyum cantik.
“ Saya mau ke Jogja juga Mba’, soalnya besok saya harus kuliah hhe. Oh iya nama Mba’ siapa ? perkenalkan nama saya Reno, ” ucapku sembari mengulurkan tangan.
“ Oh adek ini mahasiwa. Namaku Fera Dek, suamiku Rehan dan nama anakku Rafael, ” ucapnya, sembari menyambut tanganku untuk berjabat tangan.
Tidak lama setelah itu, obrolan kamipun mengalir kurang lebih satu jam. Jujur saja aku ini termasuk orang yang pandai bicara dan bisa membuat seseorang yang baru kenal denganku merasa nyaman denganku, hhe. Bahkan Mba’ Fera sempat tertawa terbahak-bahak karena aku sedikit ngebanyol. Tidak kusangka Mba’ Fera ini orang-nya terbuka dan Friendly seperti aku.
Bahkan juga, ketika canda’an-ku mulai menjurus kearah sex dia tidak marah, malahan dia membalas dengan lelucon yang lebih menjurus lagi. Bener-bener nih Ibu muda hot banget. Dalam obrolan kami, sesekali mataku melirik belahan buah dadanya yang sedikit terlihat dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian buah dadanya.
Saat itu aku merasa Mba’ Fera mulai salah terangsang dengan candaanku. Aku berkata seperti itu karena aku melihat posisi duduknya mulai gelingsutan tidak jelas ketika aku bertanya tentang bagaimana cara menyenangkan wanita di ranjang. Dari jawaban-jawaban seputar sex dari Mba’ Fera, nampaknya dia buka tipe wanita yang suka dengan cara sex anal dan oral sex.
Mba’ Fera saat itu mengatakan sudah beberapa kali mempraktekan berbagai posisi sex kecuali cara sex anal dan oral sex dalam 3 tahun pernikahanya itu. Saat itu perbincangan kami-pun terpaksa terputus karena Mba’ Fera permisi ke kamar kecil. Ketika Mba’ Fera menuju kekamar mandi, tiba-tiba otak mesum-ku muncul ketika Sebelumnya aku sudah tahu kalau kunci kamar mandi itu rusak, karena saat kereta berhenti aku sempat buang air kecil di toilet kereta itu.
Saat itu Mba’ Fera-pun bergegas pergi kekamr kecil, dan aku-pun membuntutinya. Kini sampailah aku didepan toilet itu. Aku yang sudah berada didepan toilet itu, melihat nampaknya Mba’ Fra tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan agak terbuak sedikit. Daat itu aku ,elihat Mba’ Fera dengan santainya melepas celananya hingga bagian lutut dan saat itu aku posisi dia membelakangiku.
Ketika melihat Mba’ Fera yang setengah telanjang itu, dengan tiba-tiba aku-pun terangsang berat. Dengan cepatnya segera aku membuka pintu kamar mandi dan menyelinap ke toilet itu. Setelah berada dalam kamar mandi itu aku langsung membekap mulutnya dengan tangan kiriku, sedangkan tangan kananku memegangi tangan Mba’ Fera yang hendak menaikan celana dalam-nya. Kemudian aku berkata,
“ Mba’ ini aku Reno, tolong jangan teriak yah !!! aku mohon Mba’, aku hanya ingin Mba’ mengajarkan aku bagaimana cara memuaskan wanita dalam hal sex, ” ucapku sambil menampakkan wajah memelas.
Pada awalnya dia sempat mau berontak dan menggelengkan kepalanya, namun karena aku sang penahkluk wanita, saat itu-pun pada akhirnya Mba’ Fera menerima permintaanku. Yang membuat aku hebat ketika itu aku bisa membuat mataku sendiri berkaca-kaca seperti orang ingin menangis, bahkan aku berpura-pura menangis terisak dididepan Mba’ Fera.
Melihat Mba’ Fera sudah menyetujui permintaanku, akupun dengan cepatnya langsung membuka resletingku.
Lalu aku-pun mnegeluarkan Torpedoku dari sarangnya dari selah resleting yang telah aku buka tadi. Untuk ukuran Torpedoku memanglah biasa-biasa saja, dengan panjang 15cm dan diameter 3 cm tapi lumayanlah kalau untuk cewek lokal, hhe. Setelah itu Mba’ Fera-pun berkata,
“ Bailah Reno Mba’ akan mengajakan kamu, ngomong-ngomong Reno udah pernah ciuman belum?, ” tanyanya padaku.
“ Terima kasih ya Mba’, dan saya udah pernah ciuman Mba’, ” ucapku berterima kasih sembari masih menggukan wajah memelasku.
“ Yaudah sekrang kamu coba cium aku Mba’, ” ucapnya.
Tanpa buang waktu aku-pun mulai memeluknya dan menciumnya. Pada awalnya Mba” fera tidak begitu bergairah, namun setelah lidahku berusaha masuk kedalam mulutnya dia-pun membalas dengan sangat agresif dan liarnya,
“ Ciuman kamu Reno lumayan juga yah Ren, ” ucapnya menghentikan ciuman sejenak dan aku tersenyum berpura-pura malu.
“ Sekarang kamu coba buat aku terangsang sebisa kamu Ren, tapi sampai sampai leher aja yah, jangan lebih, ” ucapnya.
Mendengar ucapanya itu aku-pun senang sekali, rasanya seperti mendapat emas 2 kg para pembaca, hahha. Kemudian aku-pun memulai ciumanku dari telinganya, lidahku yang liar, kini mulai menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga Mba’ Frera,
“ Ouhhhh… Sssss… Aghhhh… , ” desah Mba’ Fera ketika ciumanku mulai berpindah ke lehernya.
Saat itu aku menjilat dan mencium leher putih-nya yang harum itu,
“ Oughhhh… enak Ren, Sssss… Aghhhh… Euummmm… terus Ren… Ughhhh… jangan di cupang ya Ren… Sssssshhh…, ” ucapnya berbisik.
Aku-pun menuruti perkataan Mba’ Fera, aku tahu kalau sampai aku meninggalkan bekas cupangan dilehernya, bisa-bisa Mba’ Fera ketahuan suaminya. Kemudiana aku-pun mencoba bergerilia dengan memasukan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku. Nmapaknya Mba’ sudah terlambat untuk menolak perlakuanku itu. Karena saat itu kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas-remas buah dadanya dari luar BH.
Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua buah dadanya secara bersamaan,
“ Oughhh… Reno kamu nakal ya… Ssss… Aghhhh… , ” ucapnya tanpa penolakan karena nampaknya dia sudah terangsang berat.
Tan[a menjawab akupun segera mengangkat bajunya sampai sebatas leher saja, setelah terangkat kini nampaklah dua gunung kembar yang masih terbungkus Bra. Sungguh beruntungnya aku karena kancing Bh-nya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 34 B, Beuhh… mantap kawan. Dengam cekatan kemudian aku-pun membuka kancing Bh-nya, kini nampaklah buah dada yang montok dan putih itu. Tanpa buang waktu, akupun kemudian mengkulum puting susu kanan-nya dan yang kiri aku plintir-plintir,
“ Ssssss… Aaaaaaahhhh… Eummmm… Ren… kamu apakan putingku… Aoghhhh… , ” desah-nya sambil bersandar di pintu toilet itu.
“ Sssss… Geli Ren… Aghhhhh… Ren cukup Ren… Oughhhh… enak sekali Ren… Aghhh… , ” racau-nya makin keras.
Saat itu karena aku takut ada yang mendengar skandal kami, saat itu aku-pun mencium bibir Mba’ Fera sembari tangan kananku meremas buah dada kanannya dan tangan kiriku mengelus kewanitaan-nya yang ternyata sudah becek. Saat itu kedua tangan Mba’ Fera tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri, sedang tubuh Mba’ Fera tidak bisa bergerak karena tertindih tubuhku dan terhimpit pintu Toilet.
Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan Mba’ Fera makin lembab, disini aku lagi-lagi memasang perangkap, sejenak kuhentikan cumbuanku hingga Mba’ Fera merasa canggung,
“ Hlo kok berhenti Ren, ayo terusin dong, mbahbudah enak nih, nanggung banget nih rasanya, buwat aku orgaseme dong !!!” ucapnya.
“ Iya Mba’, tapi sekrang aku masukin ya kontol aku, soalnya dari tadi udah tegang banget nih Mb’, ” rayuku.
“ Jangan Ren, ingat Ren aku udah bersuami… , ” ucapnya sedikit menolak.
“ Yaelah Mba’ cuma digesek-gesekin aja kog Mba’, aku janji nggak bakal aku masukin ke Memek Mba’, akukan juga keluar Mba’, Boleh ya Mba’ Please… !!! , ” rengekku sambil mulai kembali membelai-belai buah dadanya dan tanganku satunya mengelus-elus Torpedoku yang sedari tadi menganguk-angguk karena sudah tegang.
Mendapat serangan psikologis seperti itu terus-menerus akhirnya Mba’ Fera-pun luluh,
“ Okey, tapi janji yah cuma digesek-gesek aja, nggak lebih… , ” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.
“ Iya Mba’ aku janji, makasih ya Mba’ Fera sayang, ” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut kewanitaan-nya.
Coba bayangin para pembaca, kini posisi kami duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku Mba’ Fera dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan. Kemudian aku-pun mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama-sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mb ak ani mulai mendesah dan merancau lagi.
Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang, rasanya aku ingin sekali segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang senggam milik Mba’ Fera. Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan kewanitaan-nya makin membanjiri penisku, tanpa Mba’ Fera sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok.
Oughhh… meski sudah pernah melahirkan tapi kewanitaan-nya masih ketat menjepit penisku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 2 cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam kewanitaan-nya,
“ Sssssss… Aghhhh… kog dimasukin Ren ?? buruan cabut Ren !! ingat Ren aku sudah bersuami, ” ucapnya.
Saatb itu aku tidak menghiraukannya, bahkan aku melanjutkan dengan terus menggonyang pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab kewanitaan-nya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak. Posisiku yang sedikit menindih Mba’ Fera, hal itu membuatnya tidak bisa berdaya dan hanya bisa pasrah.
Pada awalnya Mba’ Fera terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat Mba’ Fera akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku. Aku goyangkan pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang,
“ Oughhh… Ren… kamu apakan Memeku, enak sekali Ren… Aghhh… Sssss… Ren, aku udah nggak tahan Ren, aku mau keluar Ren… , ” ucapnya.
“ Keluarin saja Mba’ Fera sayang… Oughhh… kewanitaan Mba’ enak sekali…. Ssssss… Aghhh ” pujiku sambil mempercepat goyanganku.
“ Ren… aku keluar, Aghhhhhhhhhhh…., ” desahnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan.
“ Syuuuurrr……., ” terasa penisku merasakan siraman lendir kawinya.
“ Ren, nikmat sekali bercinta denganmu, makasih ya sayang, baru kali ini merasakan orgasme yang luar biasa, terus terang saja suamiku hanya peduli dengan dirinya sendiri. Oh iya kamu belum keluar ya?, ” ucapnya sambil kembali menciumku.
“ Sebentar lagi Mba’… masih bolehkan aku menggenjot memek Mba’ ?, ” tanyaku.
“ Boleh dong sayang, kamukan sudah membuatku melayang, sekarang giliran kamu menikmati tubuhku semaumu, tapi aku yang diatas ya Ren , ” ucapnya sembari berganti posisi.
Kini posisi sex kami WOT (women on toP), kini Mba’ Fera duduk dipangkuanku dan posisinya berhadapan denganku,
“ Sekarang biar Mba’ yang puasin kamu sayang, Reno haus nggak ??? mau minum Asi ??, ” tanyanya sambil menyodorkan buah dadanya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur.
Ternyata Mba’ Fera membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kardang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot buah dadanya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat Mba’ Fera makin bersemangat dan kembali terangsang,
“ Oughhh… Ren, kontolmu enak sekali… Ssssss… Aghhhh… , ” racaunya.
“ Memek Mba’ juga enak… Sssss… Aghhh… bentar lagi aku mau keluar Mba”… Aghhhhh… ” ucapkuku yang disambut dengan menggilanya goyangan Mba’ Fera.
Tidak lama kemudian aku-pun hampir mencapai klimaks-ku, dan saat itu Mba’ Fera juga merasakan hal yang sam. Nampaknya Mba’ Fera akan mendapatka orgasme keduanya, karena saat itu kewanitaan-nya makin menjepit penisku dan desahan-nya makin sering saja, dan,
“ Ren… aku ingin keluar lagi, Oughhhh… ” ucapnya.
Baru saja Mba’ Fera berkata seperti itu, tiba-tiba kurasakan kejantananku berdenyut denyut seperti akan ada yang keluar dari dalam kejantananku,
“ Mba’ aku keluar Mba’, Crotttttt… Crotttttt… Crotttttt… Aghhhhhhhhh , ” desahku mengiringi muncratnya spermaku kedalam liang senggama-nya.
Merasakan semburan lahar panasku, tidak lama kemudian Mba’ Fera-pun juga orgasme,
“ Aku juga keluar sayang, Aghhhhhhhhh…. ” desah Mba’ Fera.
Setelah kami mendapatkan kimaks kami, kini kami-pun segera kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan. Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mba’ Fera berbisik,
“ Terima kasih ya Reno sayang, kamu sudah memberiku nikmatnya sex yang belum pernah kudapatkan dengan suamiku, ” ucapnya.
“ Iya Mba”, aku juga terima kasih karena Mba’ sudah memberikan dan mengajarkan sex kepadaku, Oh iya Mba’ tadikan aku keluarin didalem, nanti kalau Mba’ hamil gimana ???, ” tanyaku ragu.
“ Udah kamu tenag aja Ren, aku lagi nggak subur kog, lagian kalau aku hamil kamu nggak perlu kuatir, ka aku sudah bersuami…hhe… , ” ucapnya dengan santainya.
Aku Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas buah dadanya sejenak. Kemudian saat itu kami cepat-cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi secara bergantian agar tidak ada yang curiga. Setelah itu lalu kami-pun duduk kembali di kursi masing-masing. Saat itu suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Yogyakarta.
Sebelum kami berpisah, Mba’ memberikan nomer handphone-nya kepadaku dan berkata,
“ Kapan-kapan kita ulang lagi ya Ren, ” ucapnya sembari mengedipkan mata.
Saat itu aku hanya mengganguk dan tersenyum. Setelah kereta berhenti kami-pun berpisah di stasiun kota Yogyakarta. Sungguh benar-benar beruntung sekali aku saat itu, sungguh sensasi yang luar biasa karena aku bisa brsetubuh dengan ibu muda secantik dan seliar itu di kereta api.
Kali ini menceritakan pengalaman Sex Tragis yang dialalmi seorang wanita bernama Utami (nama samaran). Karena memergoki memergoki pencuri yang Utami bernasib tragis sekali, selain kehilangan barang-barangya dia juga diperkosa oleh pencuri itu. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Sebut saja namaku Utami (nama samaran), umurku 21 tahun, aku adalah anak semata wayang yang terlahir dari pasangan pengusaha yang bisa dibilang sukses dibidang garmen di Ibu kota negara kita ini. Di situs Dewasa ini aku akan menceritakan sekaligus mengeluarkan unek-unek pengalaman sex yang sangat tragis dan yang pernah aku alami. Aku adalah seorang Mahasiswi yang sedang menjalani pendidikan disalah satu universitas ternama di kota kembang (Bandung).
Kebetulan disana aku dibelikan sebuah rumah agar aku tidak susah-susah mencari kost seperti mahasiswi lainya. Orang tua memanglah sangat sayang kepadaku, selain rumah aku juga difasilitasi dengan sebuah mobil dan perlengkapan yang aku butuhkan selama kuliah disana. Mohon maaf sebelumnya pembaca, bukanya saya sombong, tapi memang ini apa adanya sesuai keadaanku yang sebenarnya.
Intinya apa yang aku butuhkan pasti dituruti oleh orang tuaku, Walaupun aku dimanja namun kedua orang tuaku juga mendidiku disiplin dan mandiri. Hal yang paling diutamakan orangtuaku adalah dalam segi hal agama, pendidikan, dan kedisplinana waktu. Hal itu diajarkan oragtuaku agar kelak aku menjadi wanita yang mapan,displin dan taat pada agama. Saking disipli dan religiusnya dulu semasa aku SMA tidak ada satu laki-laki-pun yang berani mendekatiku ataupun bermain kerumahku.
So, aku sama sekali belum pernah pacaran, dan tidak mengerti hal-hal yang berbau sex maupun pornografi. Sampai pada suatu malam ketika aku pulang dari rumah teman karena mengerjakan tugas kelompok, aku dibuntuti oleh sebuah sepeda motor yang saat itu terlihat dari spion mobilku dikendarai oleh 2 orang Pria yang memakai helm jaket kulit. Saat itu aku merasa curiga, karena mereka tidak mau mendahului, padahal aku sudah mengemudikan mobilku dengan sangat pelan.
Sampai pada akhirnya aku telah melintas pada gang pertama hampir dekat rumahku, perasaanku mulai tambah tidak enak karena mereka masih saja membuntutiku. Sebenarnya rumahku dan temanku tidak terlalu jauh, namun untuk menempuh perjalanan kesana harus melewati gang jalan yang sempit yang hanya pas dilewati satu mobil. Saat itu dengan rasa tidak tenang aku terus menancap gas mobilku dengan pelan namun waspada menuju rumahku.
Sigkat cerita sampailah aku di rumah, sesampainya dirumah aku bergegas membuka gerbang rumah dan memasukan mobilku kedalam garasi. Sebelum memasukan mobil tak lupa aku sedikit melirik kendaraan itu masih membuntutiku atau tidak, ternyata setelah aku melirik mereka masih membuntuti aku namun mereka berhenti agak jauh dari rumahku. Saat itu sungguh aku merasa takut sekali, karena orang yang membuntiku itu tinggal 1 orang.
Tadi jelas-jelas aku melihat mereka berboncengan saat membuntutiku. Sungguh mencekam sekali malam itu suasananya. Ditambah lagi suasana sekitar rumahku malam itu sudah sepi sekali, hi serem pokonya deh. Tanpa pikir panjang setelah aku memarkian mobilku didalam garasi, aku-pun segera masuk kerumah dan segera mengunci gerbang dan pintu rumah rapat-rapat. Setelah aku memastikan pintu sudah terkunci, akupun kemudian masuk ke kamar.
Didalam kamar aku masih merasa ketakutan sekali, namun rasa takut itu terkalahkan dengan rasa ngantukku karena memang sudah larut malam. Kira-kira baru setengah jam aku tidur, aku terbangunkan oleh suara yang mencurigakan yang berasal jendela. Dalam hati berkata “ kayaknya ada yang mencongkel jendela deh, ” . Sejenak aku diam dan mendengarkan suara itu.
Nampaknya suara itu berasal dari jendela samping rumah yang posisinya berada dekat gang jalanan komplek.
Dengan hening aku merasa takut sekali, wajar saja akalu aku takut karena saat itu aku hanya tinggal dirumah sendirian. Setelah beberapa waktu, suara itu menghilang, namu suara itu digantikan dengan suara kaki seseorang yang berjalan dengan pelan didalam rumahku. Saat itu aku semakin takut dan penasaran.
Pada akhirnya aku memberanikan diri untuk melihat dan emastikan suara apa dan siapa yang ebrada didalam rumahku.
Tak lama setelah itu aku-un segera menyalakan lampu kamarku dan bergegas membuka pintu kamar secara perlahan. Sungguh nasib, ketika aku sedang membuka pintu dan bermaksud mencoba utuk mengintip, dengan cepatnya seseorang mendorong pintu kamarku dengan keras sehingga pintu itu membentur kepalaku sampai aku terpental kebelakang dan jatuh.
Dengan posisi terjatuh, aku melihat seorang Pria tinggi besar menggunakan tutup kepala. Saat itu aku sanagt shock dan takut sekali, aku hany bisa diam dan tidak bisa berbuat apa apa. Aku tak mampu berteriak. Yang bisa kulakukan saat itu hanya diam dan memandangi Pria itu. Saat itu Pria tanpa banyak bicara dia langsung menyeretku dan membantingku ke ranjangku.
Tanpa belas kasihan Pria itu, menindih dan menyekap mulutku dengan telapak tangannya yang besar dan kuat itu.
Saat itu aku sungguh tidak berdaya, bahkan saking takutnya aku sampai tidak mempunyai pikiran untuk berteriak dan meminta tolong. Yang aku rasakan saat itu hanya rasa takut diiringi dengan detak jantung yang kencang dan keringat dingin yang keluar dengan derasnya mengaliri tubuhku.
Sungguh saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa. Karena tindihan dan gerakan berontak dariku, Lingerie putih yang aku kenakan saat itu-pun tersingkap. Sehingga hal itu membuat paha dan celana dalamku terpampang jelas didepan mata Pria itu. Posisiku kini ditindih dengan tubuhnya, tangan dan mulutku ditekan dengan kuat oleh tanganya dan tubuhku ditahan oleh tubuhnya. Dalam posisi yang tidak berdaya itu, aku hanya bisa menangis, merintih dan ketakutan saja.
Sampai saat itu Pria itu berkata,
“ Bisa diam ngagak kamu, kalau kamu nggk bisa diam saya bunuh kamu sekarang juga, ” ucapnya mengancamku, sembari dia mengeluarkan sebilah pisau dari saku jaketnya.
Saat itu aku hanya bisa mengangguk dan tak tau apa yang akan terjadi padaku. Aku sungguh ketakutan. suasana menjadi menyeramkan. Orang itu perlahan melepaskan tangannya dari mulutku. Aku benar benar tak berani berbuat apa apa. Aku hanya ingin segera pagi dan tetangga sudah terbangun. Tatapan matanya tajam sekali seakan ingin berbuat sesuatu denganku. Kemudian dia melepas penutup wajahnya, dan menaruh pisaunya di sampingku.
Wajahnyanya sungguh menyeramkan penuh dengan kumis dan jambang. Orangnya setengah tua sekitar 42 tahunan menurutku. Dengan penuh nafsu kemudian Pria setengah baya itupun mencumbuiku. Aku yang tidak berdaya hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan orang tersebut. Dia terus menjilati seluruh wajahku, aku hanya menggeleng gelengkan kepala untuk menolaknya.
Kemudian dia memegangi kepalaku, dan mengajakku berciuman. Dengan penuh paksaan dia ciumi bibirku. Aku merasa geli dan jijik dengan kumis lenatnya. Dia terus menjilati bibirku dan memasukan lidahnya kedalam mulutku. Rasanya hampir mau muntah karena bau alkohol yang sangat menyengat. Aku terpaksa menerima ciumannya dan aku buka mulutku. Dia semakin bringas menciumiku.
Kini tangannya mulai membuka kancing tali lingerie yang aku pakai dan langsung meremas remas buah dadaku yang sebelumnya memang aku tidak memakai Bra. Dengan penuh birahi dia meremas-remas buah dadaku dengan kencang dan kasar,
“ Eughhhhh…. Sssss… Jangan lakukan ini Om, Sssss… Aghhh…, ” rintihku.
Sembari merintih mohon belas kasihanya tanpa sengaja aku mendesah, karena memang baru kali ini mendapat perlakuan seperti ini,
“ Sudah diam saja kamu jangan banyak omong, sudah nikmati saja !!!, ” ucapnya sembari terus meremas buah dadaku.
Dengan Nafsu tawa dan rasa girang, dia terus menjamah buah dadaku yang belum pernah tersentuh satu lelaki-pun,
“ Pak… tolong Pak jangan lakukan ini, tolong ampuni saya Pak, saya masih perawan, tolong jangan lakukan ini… Hu..uu..uu … ” ucapku memohon belas kasihan diiringi dengan isak tangis aku memohon Pria itu untuk melepaskanku.
Permohonan ampunku nampaknya sia-sia, setelah aku berkata aku masih perawan, bukannya menghentikan, malah lingerie yang aku pakai di robek dengan kasar dan dia tambah liar saja. Setelah tersobek Lingerie-ku kini kini aku-pun hanya memakai celana dalam. Saat itu dia terus menilati leherku dan menciiumi buah dadaku. Putingku di gigit dengan kasar, aku merasa kesakitan.
Dalam hati sebenarnya aku ingin berontak, tapi jika aku berontak pasti aku akan mendapatkan perlakuan yang lebih kejam Darinya. Ditambah lagi saaat itu pisau miliknya berada persis di sampingku, hal itu menambah rasa takutku saja. Aku hanya bisa parah dan menikmati perlakuanya dengan rasa hati yang tidak rela sedikitpun. Aku hanya berharap semua ini cepat selesai.
Dia terus memainkan buah dadaku yang putih mulus dengan putting yang masih berwarna kemerah-merahan. Entah kenapa, ketika dia menjilati puting buah dadaku, aku merasakan geli dan nikmat yang luar biasa.
Hal itu membuat aku melupakan rasa takut dan mulai memejamkan mata. Seiring berjalanya waktu akupun menjkmati perlakuan Pria itu,
“ Oughhh… Lepakann aku Pak… Aghhh… jangan lakukan ini… Ssss… Aghhhh…, ” ucapku dengan menolak namun menikmatinya.
“ Heh… Kamu bisa diam nggak !!! kalau berani berontak aku akan memukulmu.. ” ucapnya mengancamku.
Saat itu dia malah semakin mengancamku dan membuatku semakin tak berdaya. Aku hanya pasrah dan menikmatinya saja. Dengan cepat dia-pun bergegas melepaskan celana panjang hitamnya dan dia lepas celana dalamnya. Sungguh aku merasa kaget dan deg-degkan ketika melihat kejantanan orang itu yang sangat panjang dan besar penuh dengan bulu yang hitam. Dia mengarahkan kejantanannya ke mukaku.
Dengan lantang dan gertakan dia memintaku untuk mengkulumnya. Aku yang tak berdaya yang diiringi rasa takut, saat itu aku tidak bisa menolak dan pada akhirnya aku melayani dengan terpaksa. Aku memasukan kejantanannya ke mulutku, dan dia menyodokkan kejantanannya ke dalam romgga mulutku sampai aku hampir muntah. Sungguh tak punya rasa iba malah dia semakin kejam dan nafsu denganku.
Selang beberapa menit, dia langsung melepaskan celana dalam-ku. Aku sempat menendangnya namun aku ditampar olehnya. Aku menjadi semakin menangis. Sakit sekali dia menampar pipi kiriku dua kali hingga memar. Aku sudah tak sanggup lagi menerima semua ini. Dengan ganasnya dia membuka selakanganku, dan langsung menjilati kewanitaan-ku. Aku tak menyangka ternyata aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.
Apalagi saat dia menjilati clitoris-ku dengan cepat. Aku merasakan seperti ada yang mau keluar dari dalam kewanitaan-ku. Disisi lain aku takut kalau dia sampai memasukan kejantanannya ke dalam kewanitaan-ku yang masih perawan. Dia terus melumati kewanitaan-ku hingga akhirnya aku mengeluarkan cairan dari dalam kewanitaan-ku. Serasa hangat dan tubuhku terasa ringan.
Dengan sendirinya aku mendesah karena merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Aku benar benar shok ketia dia mengarahkan kejantanan besarnya ke lobang kewanitaan-ku. Dia mengesek-gesekan kejantanannya dengan cepat dan membuka bibir kewanitaan-ku. Sambil tertawa dan deru nafas yang tak beraturan dia berusaha memaukan kejantanannya ke dalam kewanitaan-ku,
“ Oughhh… Sssssss…., ” desahku mulai keluar dari mulutku.
“ Sungguh luar biasa sekali, ternyata wanita secantik kamu masih perawan, ” ucapnya dengan senyum dan tawa lebar.
Saat itu dia terus memaksakan kejantanannya agar bisa menembus kewanitaanku dan mendapatkan keVirginku. Dengan kasar dia terus memaksakan kejantananya agar memnembus keVirginku. Setelah beberapa waktu pada akhirnya diapun berhasil membenamkan kejantananya,
“ Blesssssssssssss…., ”
“ Aouwwwwwwww… Sa… Sakit… HU… Uuuuu…, ” rintihku kesakitan.
Hanya kata itu yang akuucapkan, saat itu aku hanya bisa memejamkan mata dan menerima kenyataan yang akan terjadi. Aku mulai merasakan sakit yang luar biasa ketika berulangkali dia berusaha merobek selaput darahku. Aku hanya bisa menagis dan menutup mulut, tanganku meremas sprei dengan kencang. Dia kemudian meludari kewanitaan-ku hingga kewanitaan-ku penuh dengan air liurnya.
Dengan sekuat tenaga dan penuh paksaan akhirnya kejantanan sebesar itu mulai menembus keperawanan-ku yang selama ini aku jaga. Dia merasa sangat bangga dan semakin bringas.Saat itu dia langsung menggenjot kewanitaan-ku dengan liar dan kasar,
“ Oughhh… Ughhh…. Nikmat sekali Memek kamu ini… Aghhhhh…, ” ucapnya.
Rasa sakit, perih dan panas aku rasakan. Akhirnya darah perawankupun tercecer di atas sprei kasurku. Aku tak bisa berbuat apa apa lagi. sakit sekali aku rasakan, namun kulihat dia malah semakin bersemangat menghujamkan kejantanan-nya yang besar dan panjang ke kewanitaan-ku. Kakiku di buka lebar, dia terus menggenjot dan sambil meremas buah dada-ku dengan kasar. Aku terus menangis dan merasakan siksaan yang sangat luar biasa.
Mau teriak dan minta tolong namun semua sia-sia dan hanya akan membuat aku semakin tersiksa. Aku merasakan batang kejantanannya sudah masuk hingga dalam kewanitaan-ku. Semakin cepat dia menyodokan kejantanannya ke kewanitaan-ku, dan tiba tiba dia mencabut kejantanan-nya dan kulihat di batang kejantanannya terdapat bercak darah perawan dari kewanitaan-ku.
kemudian dia mengarahkan ke mukaku dan mengocoknya di depan mulutku. Akhirnya seluruh air mani-nya tersembur pada wajahku. Saat itu sungguh amis baunyanya, saat air mani mengalir dalam mulutku kurasakan asin dan anyir air mani Pria itu. Aku merasa sangat terhina dengan perlakuannya. Karena bisa mendapatkan keperawann-ku dia-pun girang sekali. Sungguh aku merasa kecawa sekali pada diriku sendiri, sungguh kejam sekali Pria itu.
Setelah puas memperkosaku, kemudian pria itupun bergegas merapikan diri dan mengambil barang-barang berharga miliku dan kabur sembari mengancamku agar tidak teriak. Sungguh rasa pemerkosaan itu selalu membuatku takut dan dan tauma. Sampai sekrang kedua orang tuaku-pun, sama sekali tidak mengetahui musibah yang aku alami. Bahkan aku tidak berani mengatakan pada orang tuaku, karena aku takut mereka kecewa padaku.
Dengan menuliskan cerita sex pedihku ini, setidaknya aku sedikit merasa lega karena aku bisa meluapkan rasa kesal dan kecewaku pada situs ini. Semoga cerita ini bisa membuat para wanita diseluruh penjuru dunia lebuh berhati-hati jika berada dirumah sendirian.
Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pemuda bernama Evan. Evan yang sudah mengetahui bahwa salon yang akan di kunjungi itu adalah salon++, maka diapun berhasil mengencani salah satu wanita pekerja salon itu. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Sebut saja namaku Evan, Aku adalah seorang Pria single/bujang. Disini saya akan menceritakan Cerita sex-ku yang sangat menarik. Cerita ini bermula dari ajakan seorang temanku untuk pangkas rambut di sebuah salon yang letaknya di sekitar Universitas ternama di Jakarta pada awal bulan oktober lalu. Dari ajakan temanku itu kini aku-pun tahu bahwa semua wanita yang bekerja di salon itu bisa dikencani.
Pada waktu tepatnya pada hari akhir pekan, kami sepakat untuk ketemuan di salon X itu pada pukul 01:00 siang. Saat itu aku-pun segera bergegas pergi ke salon itu bermaksud untuk memangkas rambutku. Setelah beberapa waktu, akhrnya aku-pun sampai disalon itu. Saat itu aku melihat jam tanganku menunjukan pukul 1 kurang 5 menit, dan saat itu juga aku memutuskan untuk masuk kesalon itu.
Sewajarnya salon, saat itu suasana di salon itu terasa normal sekali dan tidak tidak ada hal yang ganjil sedikit-pun. Ketika aku masuk, saat itu aku-pun menuju pada receptionis. Disana aku-pun mengatakan bahwa aku berniat untuk pangkas rambut. Dari balik meja receptionis itu seorang wanita cantik berkata padaku, agar aku menunggu sejenak karena saat itu pekerja salon sedang sibuk melayani para pelangganya.
Saat itu sembari menunggu antrian, aku-pun mencoba untuk melihat-lihat suasana salon itu dan sembari mencari temanku yang sebelumnya sudah berjanjian denganku. Namun saat itu temanku tidak ada. Kuakui bahwa hampir semua wanita yang bekerja di salon ini rata-rata cantik, putih dan mempunyai body yang sexy. Ditambah lagi rata-rata mereka masih muda, kalau aku perkirakan umurnya sekitar 20-27 tahun.
Melihat para wanita salon itu aku jadi teringat dengan omongan temanku, bahwa para wanita salon ini bisa diajak kencan. Berhubung aku aku baru pertama kali ke salon itu ragu, karena salon itu benar-benar seperti salon biasa tidak nampak jika ada ++ nya. Kira-kira setelah beberapa waktu aku menungguantrian, pada akhirnya aku mendapat gilirianku. Saat itu reception berkata bahwa sekarang giliranku untuk pangkas rambut.
Receptionis itu saat itu menunjuk kekursi yang kosong dan aku bergegas menuju ke kursi itu. kemudian setelah aku duduk, tidak lama kemudian seorang wanita salon yang muda nan cantik datang kearahku dan memegang rambutku,
“ Mau model Mas, potong rambutnya ?, ” ucapnya sembari melihatku lewat cermin, dengan masih tetap memegang rambutku.
“ Eummm apa yah Mba’, apa aja deh Mba” yang penting rapi, ” ucapku sekena-nya.
Lalu layaknya di salon pada umumnya, aku-pun kemudian diberi penutup badan untuk agar rambut yang dipangkas tidak mengenai bajuku. Pada awalnya suasana terasa kaku, namun saat itu aku mencoba untuk mencairkan suasana agar terasa relax,
“ Ngomong-ngomong, udah berapa lama Mba’ kerja di sini?, ” tanyaku basa-basi.
“ Baru kog Mas, baru 5 bulan, ngomong-ngomong Mas baru pertama kali ya cukur di sini?, ” ucapnya sembari memangkas rambutku.
“ Iya nih Mba’, kebetulan saya kemarin lewat dan melihat ada salon, ya udah deh akhirnya saya mau coba cukur di sini, lagian saya juga lagi janjian sama temen buwat ketemu disini Mba’, Eh… malah sampai sekarang belum datang juga ?, ” jawabku.
“ Ouhhh… ” jawabnya singkat dan berkesan cuek.
Tidak lama setelah itu pada akhirnya temanku-pun datang juga,
“ Woy… ” suara temanku semabri menepuk pundakku dari belakang.
“ Lama banget sih loe, kemana aja loe ?, ” tanyaku.
“ Sory bray, tadi di jalan macet, yaudah gue pangkas rambut dulu yah bray… ” jawabnya sambil berlalu.
Temanku-pun berlalu begitu saja. Saat itu-pun pangkas rambut sembari mengobrol. Singkat cerita dari obrolan-obrolan itu kami-pun mulai relax. Dari obrolan kami, aku mengetahui bahwa dia bernama Cindy, dan dia berusia baru berusia 21 tahun. Cindy tinggal di kost-kostsan sekitar salon itu. Kini akupun sudah selesai, kemudian aku-pun memberikan tips sekedarnya, sembari aku menanyakan apakah dia mau aku ajak keluar.
Saat itu Cindy-pun menyetujui dan dia menulis nomor handphone-nya pada selembar kertas kecil. Setelah selsai aku tidak pulang begitu saja, saat itu aku masih mnunggu Roni temanku tadi. Sembari menunggu Roni, aku-pun mengobrol dengan Cindy, saat itu aku sempat diperkenalkan oleh beberapa teman-temanya. Teman Cindy juga memang cantik, namun menurutku Cindy-lah yang paling cantik.
Singkat cerita pada akhirnya kami-pun ketemuan pada hari Senin di tempat yang sudah kami sepakati sebelumnya. Setelah makan siang, kami nonton bioskop.Saat itu Cindy terlihat cantik sekali.Dalam hati aku berkata, cantik sekali Cindy hari ini. Saat itu cindy yang mengenakan kaos ketat berwarna biru muda ditambah dengan rompi yang dikancingkan dan dipadu dengan celana jeans ketat serta sandal yang tebal. Kami serius mengikuti alur cerita film itu, hingga akhirnya semua penonton dikagetkan oleh suatu adegan.
Cindy tampak kaget, terlihat dari bergetarnya tubuh dia. Entah ada setan apa, secara reflek aku memegang tangan kanannya. Lama sekali aku memegang tangannya dengan sesekali meremasnya dan dia diam saja. Singkat cerita, aku mengantarkan dia pulang ke kostnya, di tengah jalan Cindy memohon kepadaku untuk tidak langsung pulang tapi putar-putar dulu. Kukabulkan permintaannya karena aku sendiri sedang bebas.
Lalu aku memutuskan untuk naik tol dan putar-putar kota Jakarta. Sambil menikmati musik, kami saling berdiam diri, hingga akhirnya Cindy mengatakan,
“ Eummm… Van, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, memang semua ini terlalu cepat, namu aku harus mengatakan hali ini ke kamu, Eeee… aku suka sama kamu Van… ” ucapnya lirih.
Saat itu aku merasa seperti tersambar petir mendengar ucapnya itu, dan secara refleks aku-punmenengok kearah-nya. Ketika itu nampaknya raut mukanya sangat serius dengan apa yang barusan dia katakan sembari matanya menatap tajam padaku,
“ Apa kamu sudah yakin dengan omonganmu yang barusan, Cin?, ” tanyaku sambil kembali konsentrasi ke jalan.
“ Aku nggak tau kenapa, aku merasa kalau kamu itu beda sama cowok-cowok yang pernah aku kenal sebelumnya, kamu itu baik, dan kayaknya kamu itu care banget sama cewek. Aku nggak mau kalau setelah aku pulang ini, kita nggak bisa ketemu lagi, Van. Aku nggak mau kehilangan kamu, ” ucap-nya panjang lebar.
“ Eummm… kalau aku boleh jujur sih, aku juga suka sama kamu, Cin… tapi langkah baiknya jika kita saling mengenal lebih dalam lagi baru nanti kita pacaran?, ” jawabku tegas.
“ Baiklah kalau itu mau kamu Van, Eummm… aku boleh cium kamu nggak, ini bukti bahwa aku nggak main-main sama omonganku yang barusan Van ?, ” ucapnya dengan wajah serius.
Wah rasanya seperti mau mati, jantungku mau copot, nafas jadi sesak. Edan ini anak, seperti benar-benar! Sekali lagi, aku menengok ke kiri melihat wajahnya yang bulat dengan bola mata yang berwarna coklat, dia menatapku tajam dan serius sekali,
“ Emmm… Sekarang Cin ?, ” tanyaku sambil menatapnya.
Saat itu dia hanya menganguk dan,
“ Okey, sekarang kamu boleh cium aku, ” ucapku sembari kembali ke jalanan.
Beberapa detik kemudian Cindy-pun beranjak dari tempat duduknya dan mengambil posisi untuk memberi sebuah cium di pipi kiriku. Diberilah sebuah ciuman di pipi kiriku sambil memeluk. Lama sekali dia mencium dan ditempelkannya buah dada-nya di lengan kiriku. Beuhhh, empuk sekali kawan, mak nyosss. Buah dada-nya yang cukup menantang itu sedang menekan lengan kiriku. Edan, enak sekali, aku jadi sangek gilak.
Sebagai laki-laki normal secara otomatis batang kejantananku pun menegang. Dengan pelan sekali, Cindy berbisik,
“ Van, aku suka sama kamu, ” ucapnya sembari dia kembali mencium pipiku dan tetap menekankan buah dada-nya pada lengan kiriku. Konsentrasiku buyar, sepertinya aku benar-benar sudah horny dengan perlakuan Cindy, dan beberapa kendaraan yang melaluiku melihat ke arahku menembus kaca filmku yang hanya 40%. Lalu,
“ Kamu horny ya, Van?, ” ucapnya lirih.
Saat itu aku tidak menjawab, dan tangan kirinya saat itu mulai meraba tubuhku dan mengarah ke bawah, saat itu aku sudah benar-benar horny. Sekali lagi Cindy berbisik,
“ Van, aku tahu kamu horny, boleh nggak aku lihat punya kamu ? emmm… punya kamu besar yah!, ” ucapnya.
Saat itu aku hanya mengangguk saja, akhirnya dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti dia agak kesulitan pada saat ingin membuka ikat pinggangku sebab dia hanya menggunakan satu tangan. Aku bantu dia membuka ikat pinggang setelah itu aku kembali memegang setir mobil. Dielus-elus batang kejantananku yang sudah keras dari luar. Tidak lama kemudian ditelusupkan telapak kirinya ke dalam dan digenggamlah kejantananku.
“ Oughhhhh… ” desahku pelan.
Sedikit demi sedikit wajahnya bergerak. Pertama, ia cium bibirku dari sebelah kiri lalu turun ke bawah. Lalu dia-pun mencium leherku, saat itu dia sempat berhenti di bagian dadaku, mungkin dia menikmati aroma parfumku. Lalu dia-pun semakin turun ke bawah. Beberapa kali Cindy melakukan gerakan mengocok kejantananku. Pertama-tama dijilatinya pangkal batang kejantananku lalu berpindah naik ke atas.
Kini ujung lidahnya sudah berada pada bagian buah zakarku. Salah satu tangannya menyelinap di antara belahan pantatku, menyentuh anusku, dan merabanya. Cindy melanjutkan perjalanan lidahnya, naik semakin ke atas, perlahan-lahan. Setiap gerakan nyaris dalam beberapa detik, teramat perlahan. Melewati bagian tengah, naik lagi. Ke bagian leher batangku. Kedua tanganku tak kusadari sudah mencengkeram setir mobil. Ujung lidahnya naik lebih ke atas lagi.
Pelan-pelan setiap jilatannya kurasakan bagaikan kenikmatan yang tak pernah usai, begitu nikmat, begitu perlahan. Setiap kali kutundukkan wajahku melihat apa yang dilakukannya setiap kali itu pula kulihat Cindy masih tetap menjilati kejantananku dengan penuh nafsu. Sesaat Cindy kulihat melepas tangannya dari kejantananku dan menyibakkan rambutnya ke samping. Kini jemarinya kembali menarik bagian bawah batang kejantananku dan memiringkan kepalanya.
Cindy kemudian mulai menurunkan wajahnya mendekati kepala kejantananku, dan kini mulailah merekahkan kedua bibirnya dengan perlahan lalu dia mulai memasukkan kepala kejantananku ke dalam mulutnya tanpa tersentuh sedikitpun oleh giginya. Kemudian dia-pun mulai menggerakan secara perlahan semakin jauh hingga di bagian tengah batang kejantananku. Saat itulah kurasakan kepala kejantananku menyentuh bagian lidahnya.
Tubuhku bergetar sesaat dan terdengar suara khas dari mulut Cindy. Kedua bibirnya sesaat kemudian merapat. Kurasakan kehangatan yang luar biasa nikmatnya mengguyur sekujur tubuhku. Perlahan-lahan kemudian kepala Cindy mulai naik. Bersamaan dengan itu pula kurasakan tangannya menarik turun bagian bawah batang tubuh kejantananku hingga ketika bibir dan lidahnya mencapai di bagian kepala, kurasakan bagian kepala itu semakin sensitif.
Begitu sensitifnya hingga bisa kurasakan kenikmatan hisapan dan jilatan Cindy begitu merasuk dan menggelitik seluruh urat-urat syaraf yang ada di sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus dengan lembut lalu mengarah ke bawah. Kudapatkan buah dada sebelah kanan, aku buka telapak tanganku mengikuti bentuk buah dada-nya yang bulat, kemudian aku meremas-nya dengan lembut.
Lalu aku buka satu persatu kancing rompinya, dan kembali aku membuka tepak tangan mengikuti bentuk buah dada-nya. Sambil tetap mengkulum, tangan kanannya bergerak menyentuh tanganku, ia tarik baju ketatnya dari selipan celana panjangnya. Dipegangnya tanganku dan diarahkannya ke dalam. Di balik baju ketatnya, aku meremas-remas buah dada-nya yang masih terbungkus BRA.
Kmeudian aku-pun mulai meremas satu persatu buah dada-nya sambil mendesah menikmati kuluman pada kejantananku. Kuremas agak kuat dan Cindy pun berhenti mengkulum sekian detik lamanya. Kuelus-elus kulit dadanya yang agak menyembul dari BRA-nya dengan sesekali menyelipkan salah satu jariku di antara buah dada-nya yang kenyal,
“ Sssssss… Aghhhhh…. ” desahku nikmatku merasakn kuluman Cindy yang makin cepat.
Aku turunkan BRA-nya yang menutupi buah dada sebelah kanan, aku dapat meraih putingnya yang sudah mengeras. Kupilin dengan lembut,
“ Oughhhhh… Sssss… ” desahnya melepas kuluman dan terdengar suara akibat melepaskan bibirnya dari kejantananku.
Menjilat, menghisap, naik turun. Ia begitu menikmatinya. Begitu seterusnya berulang-ulang. Aku tak mampu lagi melihat ke bawah. Tubuhku semakin lama semakin melengkung ke belakang kepalaku sudah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku. Cindy begitu luar biasa melakukannya. Tak sekalipun kurasakan giginya menyentuh kulit kejantananku. Gila, belum pernah aku dihisap seperti ini, pikirku.
Pikiranku sudah melayang-layang jauh entah ke mana. Tak kusadari lagi sekelilingku oleh gelombang kenikmatan yang mendera seluruh urat syaraf di tubuhku yang semakin tinggi. Aku berhenti sejenak meraba buah dada-nya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya menggenggam dengan erat persis di bagian leher batang kejantananku, dan dia terlihat tersenyum kepadaku,
“ Kamu luar biasa Cin… Oughhhhh… ” bisikku sambil menggeleng-gelengkan kepala terkagum-kagum oleh kehebatannya.
Saaat itu Cindy hanya tersenyum manis dan berkesan manja,
“ Cin, bisa keluar aku kalau kamu kayak gini terus, ” bisikku lagi merasakan genggaman tangannya yang tak kunjung mengendur pada kejantananku. Cindy hanya tersenyum,
“ Kalau kamu udah nggak pengen keluar, keluarin aja, nggak usah ditahan-tahan, ” jawabnya.
Lalu setelah itu Cindy menjulurkan lidahnya keluar dan mengenai ujung batang kejantananku. Rupanya dia mengerti aku sedang berjuang untuk menahan orgasme-ku,
“ Ssss… Oughhhhh… ” racauku sedikit keras menahan rasa ngilu bercampur nikmat.
Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, tubuhnya bergerak tidak karuan, seiring dengan gerakan kepalanya yang naik turun, kedua tangannya tak henti-henti meraba dadaku, terkadang dia memilin kedua puting susuku dengan jarinya. Terkadang dia juga melepaskan kuluman untuk mengambil nafas sejenak lalu melanjutkannya lagi. Semakin lama gerakannya makin cepat. Aku sudah berusaha semaksimal untuk menahan orgasme.
Saat itu aku mengalihkan perhatianku dari buah dada-nya. Aku meraba ke arah bawah. Kubuka kancing celananya. Agak lama kucoba membuka dan akhirnya terlepas juga. Pelan-pelan kuselipkan tangan kiriku di balik celana dalamnya. Aku dapat rasakan rambut kewanitaan-nya tipis. Mungkin dipelihara, pikirku dalam hati. Kuteruskan agak ke bawah. Cindy mengubah posisinya, dengan merenggangkan kedua kakinya.
Hal ini memudah aku dapat menyentuh kewanitaan-nya. Beberapa saat telunjukku bermain-main di bagian atas kewanitaan-nya. Aku naik-turunkan jari telunjukku. 5, nikmat sekali rasanya, pikirku. Sesekali kumasukkan telunjukku ke dalam liang senggama-nya. Mulailah aku menjelajahi setiap sudut liang senggama Cindy. Aku temukan sebuah kelentit di dalamnya, lalu aku umainkan clitoris itu dengan telunjukku.
Oughhhhh, pegal juga rasanya tangan kiriku. Sejenak kukeluarkan jariku dari dalam. Lalu aku menikmati setiap kuluman Cindy. Rasanya sudah beberapa tetes air maniku keluar. Aku benar-benar dibuat mabuk kepayang olehnya. Kembali kumasukkan jariku, kali ini dua jari, jari telunjuk dan jari tengahku. Pada saat aku memasukkan kedua jariku, Cindy tampak melengkuh dan mendesah pelan.
Semakin lama semakin cepat aku mengeluar-masukkan kedua jariku di liang senggama-nya dan Cindy beberapa menghentikan kuluman pada batang kejantananku sambil tetap memegang batang kejantananku. Entah sudah berapa orang yang melihat kegiatan kami terutama para supir atau kenek truk yang kami lewati, namun aku tidak peduli. Kenikmatan yang kurasakan saat itu benar-benar membiusku sehingga aku sudah melupakan segala sesuatu.
Saat itu Cindy kembali menjilat, menghisap dan mengkulum batang kejantananku dan entah sudah berapa lama kami melakukan ini. Kutundukkan kepalaku untuk melihat yang sedang dikerjakan Cindy pada kejantananku. Kali ini Cindy melakukan dengan penuh kelembutan, ia julurkan lidahnya hingga mengenai ujung kepala kejantananku lagi. Ia memutar-mutarkan lidahnya tepat di ujung lubang kejantananku.
Sungguh dashyat kenikmatan yang kurasakan. Beberapa kali tubuhku bergetar namun ia tetap pada sikapnya. Sesekali ia masukkan semua batang kejantananku di dalam mulutnya dan ia mainkan lidahnya di dalam,
“ Oughhhhh.. Cin… nikmat… Sssss… Aghhh… ” desahku sambil melepaskan tangan kiriku dari liang senggama-nya.
Saat itu aku memegang kepalanya mengikuti gerakan naik turun, lalu,
“ Oughhhhh… Cin, aku udah nggak kuat nihhh… Aghhhhh… ” ucapku agak lirih menahan orgasme.
Namun gerakan Cindy makin cepat dan beberapa kali dia buka matanya namun tetap mengkulum dan terdengar suara-suara dari dalam mulutnya,
“ Aghhhhhh… ” desahku keras diiringi dengan keluarnya air mani dari dalam batang kejantananku di dalam mulutnya.
Ketika itu keadaan mobil kami saat itu sedikit tersentak oleh pijakan kaki kananku. Aku menikmati setiap air mani yang keluar dari dalam kejantananku hingga akhirnya habis. Cindy tetap menjilati kejantananku dengan lidahnya. Dapat kurasakan lidahnya menyapu seluruh bagian kepala kejantananku. Oughhh, nikmat sekali rasanya. Setelah membersihkan seluruh air maniku dengan lidahnya, Cindy bergerak ke atas.
Kulihat dia, tampak ada beberapa air maniku menempel di sebelah kanan bibirnya dan pipi kirinya. Aku mulai bergerak memperbaiki posisi dudukku, perlahan-lahan. Sambil tetap digenggamnya batang kejantananku yang sudah lemas, Cindy beranjak ke atas melumat bibirku, masih terasa air maniku. Sekian detik kami bercumbu dan aku memejamkan mata. Akhirnya Cindy merapikan posisinya, lalu dia duduk dan merapikan pakaiannya.
Saat itu aku-pun merapikan pakaianku sekedarnya. Aku kenakan celana panjangku namun tidak kumasukkan kemejaku. Beberapa hari setelah itu, aku main ke kost Cindy dan pada saat itu pula kami mengikat tali kasih. Awal bulan Maret lalu Cindy kembali dari Manado setelah 2 minggu dia berada di sana dan dia tidak kembali lagi bekerja di salon itu. Sekarang kami hidup bersama di sebuah tempat di daerah Grogol.
Kini Cindy-pun diterima sebagai operator di salah satu perusahaan penyedia jasa komunikasi handphone. Sedangkan aku tetap sebagai animator yang bekerja di sebuah perusahaan di daerah Kedoya tapi aku harus meninggalkan kostku. Setelah kami hidup seatap, Cindy mengakui padaku bahwa selama enam bulan ia bekerja di salon itu, ia pernah melayani pelanggannya dan dia mengatakan bahwa semua pekerja yang bekerja di salon itu juga pekerja sexs.
Cindy tidak mengetahui bagaimana asal mulanya. Cindy sendiri tidak tahu apakah salon merupakan sebuah kedok atau sexs adalah sebuah tambahan. Dia mengatakan bahwa untuk mengajak keluar salah satu karyawati di situ, seseorang harus membayar di muka sebesar Rp 500.000. Rasanya Jakarta hanya milik kami berdua, tiap malam setelah mandi sepulang dari kerja atau setelah makan malam, kami melakukan hubungan sexs.
Entah sampai kapan semua ini akan berakhir dan entah kapan kami akan resmi menikah. Kami sungguh menikmati setiap hari yang akan kami lalui dan telah kami lalui bersama. Aku sungguh tidak peduli dengan asal-usulnya pekerjaan Cindy sebab makin hari aku makin terbius oleh kenikmatan sexs dan mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku pada dia.
Kali ini mengisahka seorang Polwan Malang yang Diperkosa oleh 9 penjahat. Musibah ini berawal dari penagkapan kepala Gengster yang bernama Frengky oleh Briptu Lisa karena suatu kasus. Singkat cerita sampai pada waktu itu Frengky terlepas dari jeratan hukum dan berniat membalas dendam kepada Briptu Lisa. Sampai pada akhirnya dendam Frenky-pun terwujud dengan cara memperkosa Briptu Lisa bersama teman-temannya. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Sebut saja Alisa namanya, dia adalah seorang Polwan berpangkat Briptu dan umurnya baru 21 tahun. Polwan ini panggilan akrabnya adalah Lisa, sebagai polwan dia terBanguk polwan yang memiliki paras yang cantik. Selain cantik Briptu Lisa juga mempunyai postur tubuh yang proposional, berkulit putih. Bibirnya yang merah merona melengkapi tubuhnya Seky dan padat.
Teman-teman seprofesinya sering mengatakan bahwa dia mirip artis Claudia Cintia Bella mantan seorang artis muda terkenal itu. Teman-teman seprofesinya sebenarnya sangat menyayangkan kalau Lisa ini menjadi sebagai seorang Polwan, padahal dia lebih cocok menjadi seorang foto model atau seorang artis sinetron. Maklum saja mereka mengatakan seperti itu, karena memang Lisa ini Polwan yang memiliki perawakan yang cukup untuk seorang seorang foto model atau artis sinetron.
Dengan berat badan 60 kg, tinggi badan 180 cm terlihat sangat ideal sekali. Ditambah lagi dia mempunyai ukuran BH 34B, ukuran payudaranya menambah nilai plus untuk penampilannya. Lisa semakin menggeBangkan, ketika dia mengenakan seragam dinas Polwan dengan rok dan baju seragam khas Polri. Seragamnya yang berukuran ketat membuat garis CD (celana dalam) Lisa terlihat jelas dibalik rok yang menutupi pantat Lisa yang semok sekali. Dibalik rok ketatnya, ketika dia berjalan dijamin goyangan pantatnya bakal membuat kaum lelaki bakal ereksi.
Sampai ketika pada suatu malam, kira-kira sekitar jam 22.00 Lisa berjalan sendirian untuk pulang menuju Ke asrama polisi yang jarak tempuhnya hanya ½ Km dari kantor tempat dinas-nya. Ketika itu Lisa merasa tubuh-nya terasa letih karena hari ini bekerja lembur. Dia merasa sekujur tubuhnya terasa lengket karena keringat yang membasahi seragam dinas Polri-nya.
Tibalah Alisa pada jalan pintas menuju ke Asrama yang biasa dia lewati. Tetapi ketika dia ingin melangkahkan kakinya ke jalan pintas itu, dengan tiba-tiba sebuah mobil berkaca film gelap memotong dan berhenti berhenti di depannya. Belum s4 dia menenangkan diri akbat kaget, keluar lah 2 pemuda berbadan besar dari pintu mobil itu, kemudian 2 pemuda itu menyekap dan membawa Briptu Lisa kedalam mobil itu. Briptu Lisa yang ketika itu tidak berdaya hanya bisa meronta, Jangankan untuk melawan untuk berteriak saja tidak bisa.
Sampai pada akhirnya dia berada di dalam mobil tersebut, ternyata ada 4 orang Laki-laki. Briptu Lisa diancam untuk tidak berteriak dan bertindak macam-macam, sementara mobil itu terus melaju dengan kencangnya. Sesaat merasa heran dan shock kenapa dia tiba-tiba disekap oleh mereka, dan ketika itu Lisa duduk di Jok tengah dan dihimpit pleh 2 orang Laki-laki besar tadi.
Didalam mobil mereka berusaha melecehkan Polwan malang itu, dengan cara meraba-raba paha Lisa. Ke 2 lelaki tersebut mulai bergantian meraba-raba paha mulus Briptu Lisa. Karena Lisa adalah seorang Polwan tindakan pecehan itu-pun mulai dilawan oleh naluri Polwanya, dan Lisa kini-pun mencoba melakukan perlawanan kepada ke 2 laki- laki itu. Tapi percuma saja Lisa melakukan perlawanan, Karena saat dia mencoba melawan, lelaki yang duduk di belakang Lisa memukul bagian leher belakang lisa. Lisa-pun kemudian tidak sadarkan diri akibat pukulan tadi.
Ke 2 tangan Briptu Alisa diikat ke belakang dengan tali tambang hingga dadanya yang montok dan Bangih dilapisi seragam Polwan itu mencuat ke depan. Sementara itu selama dalam perjalanan Ke 2 orang Laki-laki yang menghimpitnya itu memanfaatkan kes4an dengan bernafsu menyingkap rok seragamnya Alisa sampai sepinggang. Setelah itu Ke 2 belah kakinya dibentangkan lebar-labar ke kiri dan kanan sampai akhirnya tangan-tangan nakal Ke 2 lelaki tersebut dengan leluasa bergerilia ke bagiam CD ( celana dalam ) Alisa, kemudian dengan bernafsu mengusap-ngusap Vagina Briptu Alisa.
Samapai pada akhirnya sampailah mereka di sebuah rumah besar yang sudah lama tidak dAdonpati di suatu daerah sepi. Mobil langsung Banguk ke dalam dan garasi langsung ditutup rapat-rapat. Kemudian Alisa yang Bangih pingsan itu langsung diangkat oleh 2 orang yang tadi menghimpitnya Banguk ke dalam rumah tersebut. Rumah tersebut kelihatan sekali tidak terawat dan kosong, Tetapi di tengah-tengahnya terdapat satu sofa besar yang telah lusuh.
Ternyata di sana sudah menunggu kurang lebih sekitar 5 orang Laki-laki lagi, jadi total di sana ada sekitar 9 orang lelaki. Mereka semua berperangai sangar, badan mereka rata-rata dipenuhi oleh tatto dan lusuh tidak terawat, sepertinya mereka jarang merawat diri. Briptu Alisa kemudian didudukkan di sebuah kursi sofa panjang di antara mereka.
“ Wow betapa cantiknya Polwan ini, ” guman beberapa lelaki yang menyambut kedatangan rombongan penculik itu sambil memandangi tubuh lunglai Alisa.
Tiba-tiba salah seorang dari mereka memberi perintah,
“ Gor.., ambilikan air, cepat… !!! ” ujar salah satu orang,
Seseorang bernama Tagor segera keluar ruangan dan tidak lama kemudian datang dengan seember air.
“ Ini Frenk.., ” ujar Tagor.
Frenk yang berbadan tegap dan berambut panjang terkuncir itu berdiri dan menyiramkan air pelan-pelan ke muka Briptu Alisa. Beberapa saat kemudian, ketika sadar Polwan cantik itu terlihat sangat terkejut melihat suasana di depannya,
“ Kamu… ” katanya seraya menggerakkan tubuhnya, dan dia sadar kalau tangannya terikat erat.
Kali ini Frenky tersenyum, dengan senyum kemenangan da n dendamnya,
“ Mau apa kamu..! ” Briptu Alisa bertanya setengah menghardik kepada Frenk.
“ Jangan macam-macam ya, saya anggota polisi..! ” lanjutnya lagi.
Frenk hanya tersenyum,
“ Silakan saja teriak, nggak bakal ada yang dengar kok. Ini rumah jauh dari mana-mana, ” kata Frenk.
“ Asal tau aja, begitu urusan Gue di Polda waktu itu beres, Lo udah jadi incaran pertama Gue waktu itu, ” sambungnya.
Sadar akan posisinya yang terjepit, keputusasaan pun mulai terlihat di muka Polwan itu,
mukanya yang cantik sudah mulai terlihat memelas memohon iba. Tetapi kebencian di hati Frenk Bangih belum padam, terlebih-lebih dia Bangih ingat ketika Briptu Alisa membekuknya saat dia beraksi melakukan pencopetan di dalam sebuah pasar. Tetapi karena bukti yang kurang, saat diproses di Polda Frenk pun akhirnya dibebaskan. Hal inilah yang membuat Frenk mendendam dan bertindak nekat seperti ini.
Memang di kalangan dunia kriminal nama Frenk cukup terkenal. Laki-laki yang berusia 45 tahun itu sering keluar Banguk penjara lantaran berbagai tindak kriminal yang telah dibuatnya. Tindakannya seperti mencopet di pasar, merampok pengusaha, membunuh sesama penjahat. Kejahatan terakhir yang belum semat terlacak oleh polisi yang dia lsayakan beberapa hari yang lalu adalah merampok dan memperkosa korbannya, yaitu seorang ibu muda yang berusia sekitar 26 tahun, istri dari seorang pengusaha muda yang kaya raya. Ibu itu sendirian di rumahnya yang besar dan mewah karena ditinggal suaminya untuk urusan bisnis di Australia.
“ Ampun Bang, maafkan saya, saya waktu itu terpaksa bersikap begitu, ” katanya seolah membela diri.
“ Ha.. ha.. ha… ” Frenk tertawa lepas dan serentak lelaki yang lainnya pun ikut tertawa sambil mengejek Briptu Alisa yang duduk terkulai lemas.
“ Hei Polwan goblok, Gue ini kepala preman sini tau! Lo nangkep Gue sama aja bunuh diri! ” ujar Frenk sambil mengelus-elus dagunya.
“ Sekarang Lo musti bayar mahal atas tindakan Lo itu, dan Gue mau kasih Lo pelajaran supaya Lo tau siapa Gue, ” sambungnya.
Briptu Alisa pun tertunduk lemas seolah dia menyesali tindakan yang telah diambilnya dulu, airmatanya pun mulai berlinang membasahi mukanya yang cantik itu. Tiba-tiba, “ BUKK., ” sebuah pukulan telak menghantam pipi kanannya, membuat tubuh Alisa terlontar ke belakang seraya menjerit. Seorang lelaki berkepala botak telah menghajar pipinya, dan “ BUKK ” sekali lagi sebuah pukulan dari si botak menghantam perut Alisa dan membuat badannya meringkuk menahan rasa sakit di perutnya.
“ Aduh.., ampun Bang.. ampunn.., ” ujar Alisa dengan suara melemah dan memelas.
Frenk sambil melepaskan baju yang dikenakannya berjalan mendekati Alisa, badannya yang hitam dan kekar itu semakin terlihat seram dengan banyaknya tatto yang menghiasi sekujur badannya.
“ Udah Ton, sekarang Gue mau action, ” ujar Frenk sambil mendorong Toni si kepala Botak yang menghajar Alisa tadi.
Tidak perduli dengan pembelaan diri Alisa, Frenk dengan kasarnya menyingkapkan rok seragam Polwan Alisa ke atas hingga Ke 2 paha mulus Alisa terlihat jelas, juga CD ( celana dalam ) putihnya. Alisa menatap Frenk dengan ketsayatan,
“ Jangan, jangan Bang… ” ucapnya memelas seakan tahu hal yang lebih buruk akan menimpa dirinya.
Kemudian, dengan kasar ditariknya CD ( celana dalam ) Alisa sehingga bagian bawah tubuh Alisa telanjang. Kini terlihat gundukan Vagina Alisa yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang tidak begitu lebat, sementara itu Alisa menangis terisak-isak.
Para lelaki yang berada di sekitar Frenk itu pun pada terdiam mLongo melihat indahnya Vagina Polwan itu. Untuk sementara ini mereka hanya dapat melihat ketua mereka mengerjai sang Polwan itu untuk melampiaskan dendamnya.
Kini Frenk memposisikan kepalanya tepat di hadapan selangkangan Alisa yang nampak mengeliat-geliat ketsayatan. Tanpa membuang waktu, direntangkannya Ke 2 kaki Alisa hingga selangkangannya agak sedikit terbuka, dan setelah itu dilumatnya Vagina Alisa dengan bibir Frenk.
Dengan rsayas bibir dan lidah Frenk mengulum, menjilat-jilat lubang vagina Alisa. Badan Alisa pun menggeliat-geliat kerenanya, matanya terpejam, keringat mulai banjir membasahi baju seragam Polwannya, dan desahan-dedahan Lisa-pun mulai keluar dari bibirnya akibat ganasnya serangan bibir Frenk di bagian Vaginanya,
“ Euhhh… Ssss.. Ahhhh… ”
Tidak tahan melihat itu, Tagor dan seorang yang bernama Teguh yang berdiri di samping langsung meremas-meremas payudara Alisa yang Bangih terbungkus seragam itu. Briptu Alisa sesekali nampak berusaha meronta, Tetapi hal itu semakin meningkatkan nafsu Frenk.
Jari-jari Frenk juga meraba secara liar daerah liang Vagina yang telah banjir oleh cairan kewanitaannya dan air liur Frenk. Jari telunjuknya mengorek dan berputar-putar dengan lincah dan sekali-sekali mencoba menusuk-nusuk.
“ Aakkh.. Ooughh… ” Briptu Alisa semakin keras mengerang-ngerang.
Setelah puas dengan selangkangan Alisa, kini Frenk bergeser ke atas ke arah muka Alisa. Dan kini giliran bibir merah Alisa yang dilumat oleh bibir Frenk. Sama ketika melumat Vagina Alisa, kini bibir Alisa pun dilumat dengan rsayasnya, dicium, dikulum dan memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Alisa.
“ Hmmph.. mmph.. hhmmp., ” Alisa hanya dapat memejamkan mata dan mendesah-desah karena mulutnya terus diserbu oleh bibir Frenk.
Bunyi decakan dan kecupan semakin keras terdengar, air liur mereka pun meleleh menetes-netes. Sesekali Frenk menjilat-jilat dan menghisap-hisap leher jenjang Alisa.
“ Ini waktunya bro…” teriak Frenk yang disambut oleh kegembiraan teman-temannya.
Kini Frenk yang telah puas berciuman berdiri di hadapan Briptu Alisa yang napasnya terengah-engah akibat gempuran Frenk tadi, matanya Bangih terpejam dan kepalanya menoleh ke kiri seolah membuang muka dari pandangan Frenk. Frenk pun membuka celana jeans lusuhnya hingga akhirnya telanjang bulat. Vaginanya yang berukuran
besar telah berdiri tegak mengacung siap menelan mangsa.
Kini Frenk meluruskan posisi tubuh Alisa dan merentangkan kembali Ke 2 kakinya hingga selangkangannya terkuak sedikit kemudian mengangkat Ke 2 kaki itu serta menekuk hingga bagian paha Ke 2 kaki itu menempel di dada Alisa. Hingga Vagina Alisa yang berwarna kemerahan itu kini menganga seolah siap menerima serangan.
Tangis Alisa semakin keras, badannya terasa gemetaran, dia tahu akan apa-apa yang segera terjadi pada dirinya. Frenk pun mulai menindih tubuh Alisa, tangan kanannya menahan kaki Alisa, sementara tangan kirinya memegangi Penisnya membimbing mengarahkan ke lubang vagina Alisa yang telah menganga.
“ Ouuhh.. aah.. ampuunn.. Bangs..! ” rintih Alisa.
Badan Alisa menegang keras saat dirasakan olehnya sebuah benda keras dan tumpul berusaha melesak Banguk ke dalam lubang vaginanya.
“ Aaakkh..! ” Alisa mejerit keras,
Dengan matanya yang mendelik, badannya mengejang keras saat Frenk dengan kasarnya menghujamkan Penisnya ke dalam lubang vagina Alisa dan melesakkan secara perlahan ke dalam lubang vagina Alisa yang Bangih kencang dan rapat itu.
Keringat pun kembali membasahi seragam Polwan yang Bangih dikenakannya itu. Badannya semakin menegang dan mengejan keras disertai lolongan ketika Vagina Frenk berhasil menembus selaput dara yang menjadi kehormatan para gadis itu.
Setelah berhasil menanamkan seluruh Penisnya di dalam lubang vagina Alisa, Frenk mulai menggenjotnya mulai dengan irama perlahan-lahan hingga cepat. Darah segar pun mulai mengalir dari sela-sela Vagina Alisa yang sedang disusupi Vagina Frenk itu. Dengan irama cepat Frenk mulai menggenjot tubuh Alisa, rintihan Alisa pun semakin teratur dan berirama mengikuti irama gerakan Frenk.
“ Ooh.. oh.. oohh..! ” badannya terguncang-guncang keras dan terbanting-banting akibat kerasnya genjotan Frenk yang semakin bernafsu.
Setelah beberapa menit kemudian badan Frenk menegang, Ke 2 tangannya semakin erat mencengkram kepala Alisa, dan akhirnya disertai erangan kenikmatan Frenk berejsayalasi di rahim Briptu Alisa. Sperma yang dikeluarkannya cukup banyak hingga meluber keluar.
Briptu Lisa hanya dapat pasrah dengan menatap muka Frenk saja. Kemudian Lisa kembali memejamkan mata disaat Frenk bergidik untuk menyemburkan sisa spermanya sebelum akhirnya terkulai lemas di atas tubuh Alisa. Tangis Alisa pun kembali merebak, dia nampak sangat shock. Badan Frenk yang terkulai di atas tubuh Alisa pun terguncang-guncang jadinya karena isakan tangisan dari Alisa.
“ Gimana rasanya Bebs..? Nikmat kan..? ” ujar Frenk sambil membelai-belai rambut Alisa.
Beberapa saat lamanya Frenk menikmati kecantikan muka Alisa sambil membelai-belai rambut dan muka Alisa yang Bangih merintih-rintih dan menangis itu, sementara Vaginanya Bangih tertancap di dalam lubang vagina Alisa.
“ Makanya jangan main-main sama Gue lagi ya Bebs..! ” sambung Frenk sambil bangkit dan mencabut Vaginanya dari vagina Alisa.
“ Ayo siapa yang mau maju, sekarang gil… ” ujar Frenk kapada teman-temannya.
Belum lagi Frenk selesai bicara, Teguh sedari tadi di sampingnya sudah langsung mengambil posisi di depan Alisa yang Bangih lemas terkulai di kursi sofa. Beberapa orang yang tadinya maju kini mereka mundur lagi, karena memang Teguh adalah orang Ke 2 dalam geng ini.
Teguh yang berumur 35 tahun dan berperawakan sedang ini segera melepaskan celana jeans kumalnya, dan kemudian naik ke atas sofa serta berlutut tepat di atas dada Alisa. Vaginanya yang telah membesar dan tidak kalah gaharnya dengan Vagina Frenk kini tepat mengarah di depan muka Alisa. Alisa pun kembali membuang muka sambil memejamkan matanya. Teguh mulai memaksa Alisa untuk mengoral batang Penisnya. Tangannya yang keras segera meraih kepala Alisa dan menghadapkan mukanya ke depan Vaginanya.
Setelah itu kemudian Teguh memaksakan batang Penisnya Banguk ke dalam mulut Alisa hingga Banguk sampai pangkal penis dan sepasang buah zakar bergelantungan di depan bibir Alisa, yang kelagapan karena mulutnya kini disumpal oleh Vagina Teguh yang besar itu. Teguh mulai mengocokkan batang penisnya di dalam mulut Alisa yang megap-megap karena kekurangan oksigen. Dipompanya Vaginanya keluar Banguk dangan cepat hingga buah zakarnya memukul-mukul dagu Alisa.
Bunyi berkecipak karena gesekan bibir Alisa dan batang penis yang sedang dikulumnya tidak dapat dihindarkan lagi. Hal ini membuat Teguh yang sedang mengerjainya makin bernafsu dan makin mempercepat gerakan pinggulnya yang tepat berada di depan muka Alisa. Batang penisnya juga semakin cepat keluar Banguk di mulut Alisa, dan sesekali membuat Alisa tersedak dan ingin muntah.
5 menit lamanya batang penis Teguh sudah dikulumnya dan membuat Alisa makin lemas dan pucat. Akhirnya tubuh Teguh pun mengejan keras dan Teguh menumpahkan spermanya di rongga mulut Alisa. Hal ini membuat Alisa tersetak dan kaget, ingin memuntahkannya keluar Tetapi pegangan tangan Teguh di kepalanya sangat keras sekali, sehingga dengan terpaksa Alisa menelan sebagian besar sperma itu.
“ Aaah.., ” Teguh pun mendesah lega sambil merebahkan badannya ke samping tubuh Alisa.
Segera Alisa meludah dan mencoba memuntahkan sperma dari rongga mulutnya yang nampak dipenuhi oleh cairan lendir putih itu. Belum lagi menumpahkan semuanya, tiba-tiba badannya sudah ditindih oleh Toni yang dari tadi juga berada di samping.
“ Ouuh.., ” Alisa mendesah akibat ditimpa oleh tubuh Toni yang ternyata telah telanjang bulat itu.
Kini dengan kasarnya Toni melucuti baju seragam Polwan yang Bangih dikenakan Alisa itu.
Tetapi karena Ke 2 tangan Alisa Bangih diikat ke belakang, maka yang terbuka hanya bagian dadanya saja.Setelah itu dengan kasarnya Toni menarik BH yang dikenakan Alisa dan menyembullah Ke 2 buah payudara indah milik Alisa itu. Pemandangan itu segera saja mengundang decak kagum dari para lelaki itu.
“ Aah.. udah Bangs.. ampuunn..! ” dengan suara yang lemah dan lirih Alisa mencoba untuk meminta belas kasihan dari para pemerkosanya.
Rupanya hal ini tidak membuahkan hasil sama sekali, terbukti Toni dengan rsayasnya langsung melahap Ke 2 bukit kembar payudara Alisa yang montok itu. Diremas-remas, dikulum dan dihisap-hisapnya Ke 2 payudara indah itu hingga warnanya berubah menjadi kemerah-merahan dan mulai membengkak. Setelah puas mengerjai bagian payudara itu, kini Toni mulai akan menyetubuhi Alisa.
“ Aaakkhh… ” kembali terdengar rintihan Lisa,
Dimana ketika itu Toni telah memasukkan Penisnya di dalam vagina Alisa. Mata Alisa kembali terbelalak, tubuhnya kembali menegang dan mengeras merasakan lubang Vaginanya kembali disumpal oleh batang Penis lelaki pemerkosanya. Tanpa membuang waktu lagi, Toni langsung menggenjot memompakan Vaginanya di dalam Vagina Alisa. Kembali Alisa hanya dapat merintih-rintih seiring dengan irama gerakan persetubuhan itu.
“ Aaahh.. aahh.. oohh.. ahh.. ohh..! ”
Selang beberapa menit kemudian Toni pun akhirnya berejsayalasi di rahim Alisa. Toni pun juga tumbang menyusul Frenk dan Teguh setelah merasakan kenikmatan berejsayalasi di rahim Alisa. Kini giliran seseorang yang juga tidak kalah bermuka garang, seseorang yang bernama Alex, badannya tegap dan besar serta berotot, kepalanya plontos, kulitnya gelap, penampilannya khas dari daerah timur Indonesia. Usianya sekitar 35 tahun.
Nampak Alex yang agak santai mulai mencopot bajunya satu persatu hingga telanjang bulat, Vaginanya yang belum disunat itu pun sudah mengacung besar sekali. Alisa yang Bangih kepayahan hanya dapat menatap dengan muka yang sendu, seolah airmatanya telah habis terkuras. Kini hanya tinggal senggukan-senggukan kecil yang keluar dari mulutnya, nafasnya Bangih terengah-engah gara-gara digenjot oleh Toni tadi.
Setelah itu dia mendekati Alisa dan menarik tubuhnya dari sofa sampai terjatuh ke lantai. Cengkraman tangannya kuat sekali. Kini dia membalikkan tubuh Alisa hingga telungkup, setelah itu Ke 2 tangan kekarnya memegang pinggul Alisa dan menariknya hingga posisi Alisa kini menungging. Jantung Alisa pun berdebar-debar menanti akan apa yang akan terjadi pada dirinya.
“ Aakkhh.. ja.. jangan di situu.., ough..! ” tiba-tiba Alisa menjerit keras, matanya terbelalak dan badannya kembali menegang keras.
Ternyata Alex berusaha menanamkan batang Penisnya di lubang anus Alisa. Alex dengan santainya mencoba melesakkan Penisnya perlahan-lahan ke dalam lubang anus Alisa.
“ Aaakh.. aahh.. sakit.. ahh..! ” Alisa meraung-raung kesakitan, badannya semakin mengejang.
Dan akhirnya Alex bernapas lega disaat seluruh Vaginanya berhasil tertanam di lubang anus Alisa. Kini mulailah dia menyodomi Alisa dengan Ke 2 tangan memeganggi pinggul Alisa. Dia mulai memaju-mundurkan Vaginanya mulai dari irama pelan kemudian kencang sehingga membuat tubuh Alisa tersodok-sodok dengan kencangnya.
“ Aahh.. aahh.. aah.. oohh.. sudah… oohh.. ampun.. saakiit.. ooh..! ” desah Lisa,
Begitulah rintihan Alisa sampai akhirnya Alex berejsayalasi dan menyemburkan spermanya ke dalam lubang dubur Alisa yang juga telah mengalami pendarahan itu. Akan tetapi belum lagi habis sperma yang dikeluarkan oleh Alex di lubang dubur Alisa, dengan gerakan cepat Alex membalikkan tubuh Alisa yang Bangih mengejan kesakitan hingga telentang. Alex rupanya belum merasakan kepuasan, dan dia tanamkan lagi kejantannya ke dalam lubang vagina Alisa.
“ Oouuff.., aahh..! ” Alisa kembali merintih saat Vagina Alex menusuk dengan keras lubang vaginanya.
Langsung Alex kembali menggenjot tubuh lemah itu dengan keras dan kasar sampai-sampai membanting-banting tubuh Alisa membentur-bentur lantai.
“ Ouh.. oohh.. ohh..! ” Alisa merintih-rintih dengan mata terpejam.
Pada khirnya beberapa menit kemudian Alex berejsayalasi kembali, yang kali ini di rongga vagina Alisa. Begitu tubuh Alex ambruk, kini giliran seseorang lagi yang telah antri di belakang untuk menikmati tubuh Polwan yang malang ini.
“ Giliran Gue bro, Gue dendam sama yang namanya polisi..! ” ujar Adon.
Adon, begitulah orang ini sering dipangil, dia adalah residivis keluaran baru yang baru berusia 19 tahun, Tetapi tidaklah kalah sangar dengan Frenk atau yang lainnya yang telah berusia 32 sampai 45-an tahun itu. Kejahatannya juga tidak kalah seram, terakhir dia sendirian merampok seorang mahasisiwi yang baru pulang kuliah malam dan kemudian memperkosanya.
Adon memungut topi pet Polwan milik Alisa dan mengenakan ke kepala Alisa yang kini seluruh tubuh lemasnya mulai gemetaran akibat menahan rasa sakit dan pedih di selangkangannya itu. Setelah itu tanpa ragu-ragu Adon meBangukkan penisnya langsung menembus vagina Alisa, Tetapi Alisa hanya merintih kecil karena terlalu banyak rasa sakit yang dideritanya. Dan kini seolah semua rasa sakit itu hilang.
Beberapa menit lamanya Adon memompa tubuh Alisa yang lemah itu. Badan Alisa hanya tersentak-sentak lemah seperti seonggokan daging tanpa tulang. Akhirnya kembali rahim Alisa yang nampak kepayahan itu dibanjiri lagi oleh sperma. Setelah Adon sebagai orang ke 5 yang memperkosa Alisa tadi, kini 4 orang yang lainnya mulai mendekat.
Mereka adalah anggota muda dari geng ini, usia mereka juga Bangih muda. Ada yang baru berusia 16 tahun dan ada pula yang berusia 18 tahun. Tetapi penampilan mereka tidak kalah seram dengan para seniornya, aksi mereka ber 4 beberapa hari yang lalu adalah memperkosa seorang gadis cantik berusia 16 tahun, siswi SMK yang baru pulang sekolah.
Gadis cantik yang juga berprofesi sebagai foto model pada sebuah majalah remaja itu mereka culik dan mereka gilir ramai-ramai di sebuah rumah kosong sampai pingsan. Tidak lupa setelah mereka puas, mereka pun menjarah dompet, HP, jam tangan serta kalung milik sang gadis malang tadi.
Rata-rata dari mereka yang dari tadi hanya menjadi penonton sudah tidak dapat menahan nafsu, dan mulailah mereka menyetubuhi Alisa satu persatu. Dibuatnya tubuh Polwan itu menjadi mainan mereka. Orang keenam yang menyetubuhi Alisa berejsayalasi di rahim Alisa. Tetapi pada saat orang ke tujuh yang memilih untuk menyodomi Alisa, tiba-tiba Alisa yang telah kepayahan tadi pingsan.
Setelah orang ketujuh tadi berejsayalasi di lubang dubur Alisa, kini orang ke delapan dan ke 9 berpesta di tubuh Alisa yang telah pingsan itu, mereka Banging-Banging menyemprotkan sperma mereka di rahim dan muka Alisa serta ada juga yang berejsayalasi di mulut Alisa.
Setelah ke 4 orang tadi puas, rupanya penderitan Alisa belumlah usai. Frenk dan Alex kembali bangkit dan mereka satu persatu kembali meyetubuhi tubuh Alisa dan sperma mereka ber 2 kembali tumpah di rahimnya. Kini semuanya telah menikmati tubuh Briptu Alisa sang Polwan yang cantik itu.
Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 4 pagi, para anggota muda itu diperintah Frenk untuk melepas tali yang dari tadi mengikat tangan Alisa. Kemudian mereka disuruh mengenakan dan merapikan seluruh seragam Polwan ke tubuh Alisa, hingga akhirnya Alisa komplit kembali mengenakan seragam Polwannya walau dalam keadaan pingsan.
Setelah itu Frenk, Alex dan Toni menggotong tubuh Alisa ke mobil yang digunakan untuk menculik alisa tadi. Mereka membawa tubuh Alisa kembali ke tempat diambil tadi malam. Tetapi selama dalam perjalanan, tiba-tiba nafsu Toni kembali bangkit, dia pun mengambil kes4an terakhir ini untuk kembali memperkosa tubuh Alisa sebanyak 2 kali. Dia akhirnya berejsayalasi di mulut dan di rahim Alisa beberapa meter sebelum sampai pada tujuan. Frenk dan Alex yang duduk di depan hanya dapat memaklumi, karena nafsu Sek Toni memang besar sekali.
Setelah baju seragam Polwan Alisa dirapikan kembali, tubuh lunglai Briptu Alisa dicampakkan begitu saja di pinggir jalan yang sepi di tempat dimana Alisa tadi diciduk. Tanpa diketahui oleh Frenk dan Alex, Toni diam-diam rupanya menyimpan CD ( celana dalam ) berwarna putih milik Alisa, dan menjadikannya sebagai kenang-kenangan.
Setelah itu mereka pun meluncur ke rumah kosong tadi untuk menjemput kawanan geng mereka yang berada di sana. Kemudian mereka semua langsung meluncur menuju ke pelabuhan guna menumpang sebuah kapal barang untuk melakukan perjalanan jauh. Mereka pun berharap pada saat polisi mulai melacak keberadaan mereka, mereka sudah tenang dalam pelayaran menuju ke suatu pulau di wilayah timur Indonesia. Sungguh malang sekali Powan Alisa. Mungkin untuk menegakan kebenaran butuh pengorbanan.